Info Terbaru 2022

Analisis Puisi “Richard Cory” Karya Edwin Arlington Robinson

Analisis Puisi “Richard Cory” Karya Edwin Arlington Robinson
Analisis Puisi “Richard Cory” Karya Edwin Arlington Robinson

Analisis Puisi “Richard Cory” Karya Edwin Arlington Robinson




Pada kesempatan kali ini IBI akan abahas puisi yan berjudul ‘Richard Cory’  karya Edwin Arlington Robinson. Mari kita simak bersama.


Richard Cory


Whenever Richard Cory went down town,

We people on the pavement looked at him:

He was a gentleman from sole to crown,

Clean favored, and imperially slim.


And he was always quietly arrayed,

And he was always human when he talked;

But still he fluttered pulses when he said,

“Good-morning,” and he glittered when he walked.


And he was rich – yes, richer than a king –

And admirably schooled in every grace:

In fine, we thought that he was everything

To make us wish that we were in his place.


So on we worked, and waited for the light,

And went without the meat, and cursed the bread;

And Richard Cory, one calm summer night,

Went home and put a bullet through his head.


     By.Edwin Arlington Robinson






Pada kesempatan kali ini IBI akan abahas puisi yan berjudul  Analisis Puisi “Richard Cory” Karya Edwin Arlington Robinson
Analisis Puisi “Richard Cory” Karya Edwin Arlington Robinson

 



”Richard Cory” adalah sebuah puisi naratif yang ditulis oleh Edwin Arlington Robinson. Puisi ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1897. Puisi  ini tetap menjadi salah satu puisi paling populer dan anthologized Robinson. Puisi ini menggambarkan orang yang kaya, berpendidikan dan dikagumi oleh orang-orang di kotanya. Meskipun semua ini, ia fatal tunas dirinya sendiri.







Analis puisi



RICHARD CORY.


Bait 1.


Whenever Richard Cory went down town,

we people on the pavement looked at him;

he was gentleman from sole to crown;

clean favored, and imperially slim.


Pada bab ini describe richard cory dari segi fisiknya. Dari kata “we people on the pavement look at him” ialah klarifikasi siapakah speaker itu. So speaker –here- is people (banyak orang).


Makna denotasi dan konotasi.


1. terdapat pada bab ‘from sole to crown’. Word ‘sole’ : denotasi = ganjal kaki. Secara konotasi ini sanggup menyiratkan bahwa mungkin richard cory menganakan ganjal kaki yang tidak di punyai orang lain, something expensive. Word ‘crown’, secara denotasi ialah mahkota. Penggambaran mahkota ini merujuk pada kebangsawanan seorang richard cory.


2. ‘clean favored and imperially slim’. Clean favored merujuk pada tingkah laris orang-orang terhormat, menyerupai raja. ‘imperially’ makna denotasinya yakni klarifikasi bahwa richard cory sanggup jadi mempunyai sebuah kawasan kekuasaan.


Bait 2.


And he was always quietly arrayed,

and he was always human when he talked,

but still he fluttered pulses when he said,

“good morning” and glittered when he walked.


Bagian ini describe richard cory melalui tindakan. Bagaimana segala hal wacana richard cory di anggap isimewa. Dalam kata ‘glittered’ merujuk pada apa yang di pakai richard cory selalu mengkilau, atau bersinar.


Bait 3.


And he was rich –yes richer than a king-

and admirably schooled in every grace,

in fine, we thought that he was everything,

to make us wish that we were in his place.


Stanza ini merupakan puncak dari penggambaran richard cory, yang semua people ingin menyerupai dirinya. Kalimat “we thought that he was everything. To make us wish that we were in his place” menyatakan keinginan orang-orang menyerupai richard cory yang sempurna.


Bait 4.


So on we worked and waited for the light,

and went without the meat, and cursed the bread;

and Richard Cory, one calm summer night,

went home and put a bullet through his head.


Stanza terakhir ini menggambarkan sebuah paradoks. Di mana orang-orang menanti harapan ‘waited for the light’, sementara richard cory mengakhiri hidupnya ‘put a bullet through his head’. Lebih jelasnya paradoks yang ingin di sampaikan ialah bagaimana kehidupan richard cory yang tepat menjadi harapan orang-orang, sementara bagi richard cory sendiri, kehidupan itu tidak cukup baginya.





Demikian klarifikasi wacana materi yang dibagikan pada kesempatan kali ini yaitu materi wacana analis puisi Richard Cory. Semoga apa yang sudah disampaikan sanggup bermanfaat dan sanggup dijadikan materi mencar ilmu bahasa inggris teman IBI semua.




Referensi Materi Lainnya dari IBI yang wajib kita ketahui :



Advertisement

Iklan Sidebar